Sebelumnya ane minta maaf buat Agan/Aganwati klo postingannya Repost dari Sumur sebelah.
Ane cuman share dari thread yang lagi boming..
NO SARA, NO IKLAN, n yang penting No Body Get Hurt
Langsung aja gan ke sumurnya...
Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam
sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani
memang begitu anggun dengan baju kebesarannya, pun dengan hijab yang selalu
bergelayut di kepalanya. Namun dalam lukisan yang satu ini, anda akan dibuat
terperangah oleh inskripsi arab yang terdapat di tepian hijab yang
dikenakan Bunda Maria.
Nih foto/lukisannya
Coba lihat hasil zoom di bawah, apa yg telah di
lingkari, itulah yang dimaksud lafadz Syahadat.
Ane saranin klo buka pake PC ato Leptop gan, pake punya tetangga jg boleh, jangan pake henpon, kecuali klo layar henpon agan segede layar spanduk.
Seperti halnya anda, Hanum Salsabila Rais, puteri
dari Amien Rais sekaligus penulis buku 99 Cahaya Dilangit Eropa sempat dibuat
tercengang ketika mengetahui bahwa inskripsi arab yang mengukir di tepian kain
hijab yang dikenakan Bunda Maria itu adalah lafaz tahlil ‘Laa ilaaha Illallah”
Menurut penulis, menjadi pemeluk Islam yang menjadi minoritas di Eropa,
mampu membuka cakrawala dan khazanahnya dalam menilai Benua Biru tersebut.
Hingga pada akhirnya Hanum mengakui keindahan utama Eropa bukan terletak pada
keelokan Menara Eiffel, Colloseum Roma, Tembok Berlin, Stadion sepak bola San
Siro alias Giuseppe Meazza, maupun Konser Mozart.
Dalam bukunya, Hanum memaparkan kisah
perjalanannya menjelajahi jejak peradaban Islam yang ada di Eropa. Ia bersama
suaminya, Rangga Almahendra membelah peradaban Islam dari Eropa Barat hingga
Eropa Timur. Sesampainya di Paris, Hanum pun dibuat tercengang oleh beberapa
peninggalan dari peradaban Islam di kota ini dulunya.
Museum Louvre, adalah tempat penyimpanan berbagai
benda berharga milik Perancis. Di Museum inilah, lukisan Monalisa yang
terpopuler itu berada. Dan disini pula lukisan menakjubkan yang dimaksud Hanum
itu berada.
Adalah lukisan karya Ugolino berjudul
“The Virgin and The Child” dimana dalam lukisan itu nampak
sosok Bunda Maria sedang menggendong “Yesus” bayi. Yang mencengangkan, di hijab
Bunda Maria dalam lukisan itu terdapat tulisan Arab Pseudo Kufic. Yang setelah
diteliti oleh peneliti Arab World Institute, ternyata tulisannya adalah “Laa
Ilaaha Illallah”. Hanum juga mendapati banyak tulisan
Arab Kufic di lukisan artefak umat Khatolik. Termasuk tulisan Arab Kufic di jubah
seorang raja Katolik taat yaitu Raja Roger II of Sicily dari Austria.
Marion, sahabat Hanum yang juga
seorang peneliti peradaban Islam Abad Pertengahan yang ahli membaca
tulisan Arab Kufic menjelaskan bahwa dulu Timur Tengah dikenal dengan ilmu pengetahuan,
seni dan budayanya. Sehingga banyak orang Eropa bepergian ke Timur Tengah dan
membeli kain, permadani, lukisan dan lain sebagainya. Dalam barang-barang yang
diperdagangkan itu seringkali terdapat tulisan tauhid seperti di atas dan
akhirnya ditiru oleh orang-orang Eropa.
Tak hanya soal hijab Bunda Maria yang bertuliskan
lafaz “Laa Ilaaha Illallah” Hanum dan Marion membeberkan fakta tentang
Axe Historique atau Voie Triomphale yang bermakna ‘Jalan Kemenangan’ yang
mereka kaitkan dengan keberadaan bangunan bersejarah di kota Paris itu dengan
Mekkah. Bangunan-bangunan dan lokasi bersejarah di Paris yaitu Monumen le
Defense, Arc du Triomphe de l’Etoile, jalan Champ Elysees, Tugu Obelisk, Arc du
Triomphe de Carrousel dan Museum Louvre disebut berada pada satu garis lurus
dan garis tersebut mengarah ke Ka’bah (Makkah), Arab Saudi.
Jika ditarik garis lurus Axe Historique ke
timur, terus keluar kota Paris dan terus menembus benua lain, ternyata bisa
menembus Makkah. Tepatnya Negara pertama di timur tenggara Paris adalah Swiss,
di bawahnya adalah Italia, kemudian Yunani. Menyeberangi Laut Mediterania, ada
Mesir, lalu Arab Saudi dan Makkah. Dan itulah jalan kemenangan yang dimaksud
yaitu Makkah, Kiblatnya umat Islam.
“Maha suci Engkau. Dunia ini bagaikan samudera
tempat banyak ciptaan-ciptaanNya yg tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini
dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal
yang menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai
pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalannanmu dan sabar
sebagai jangkar dalam setiap badai dan cobaan” (Ali bin Abi thalib ra).
0 komentar:
Posting Komentar